"Saya cuma ingin...saya tidak takut menghadapi kematian...", begitu jawaban blio ketika ditanya tentang harapannya dalam hidup...pada suatu forum pekanan yang diadakan Syamsi Dluha (yayasan untuk penderita Lupus) di rumahnya di suatu sudut di kota Bandung.
Harapan yang sederhana...namun tidak mudah untuk setiap orang merealisasikannya...terlebih bagi penderita penyakit uncured tersebut...
Blio adalah orang yang luar biasa, meski Lupus telah menyerang seluruh organ2 vitalnya...namun tidak menghalanginya untuk selalu menyemangati sesama ODAPUS (sebutan untuk penderita Lupus) agar terus bersabar...ikhlas...menerima segala qada dan qadarNya...senantiasa memupuk keyakinan bahwa dibalik segala kejadian pasti ada ibrohnya...dan tentu saja, 4JJI tidak akan menimpakan suatu ujian kecuali seseorang tersebut sanggup memikulnya.
Blio selalu mengibaratkan 'lupus'nya itu sebagai 'teman hidup'nya...karena memang semenjak seseorang didiagnosis terkena Lupus/SLE, maka dia akan selamanya hidup bersama Lupus. Jika seperti itu, hanya ada 2 pilihan: menganggap Lupus sebagai teman atau musuh.
2 bulan yang lalu blio menerima surat dari temannya di Belanda, seorang ayah dari ODAPUS. Sang ayah begitu terpukul melihat anak gadisnya yang menderita Lupus hendak mengakhiri hidupnya, karenanya sang ayah ini lalu menghujat Tuhannya. Saat itu blio berkata, "beruntung yah...kita masih punya 4JJI".
Itulah keunikan seorang muslim...ketika sedang diuji, ia bersabar...ketika mendapat rizqi, maka ia pun bersyukur. Sabar dan syukur, 2 hal yang tidak bisa dipisahkan...bahkan ketika ia diujipun, ia masih bisa bersyukur...
Keyakinan..kepercayaan..keikhlasan...itulah kekuatan untuk menghadapi segala ujian, seberat apapun...itulah energi yang tak akan ada habis-habisnya...
PS: didedikasikan untuk seseorang yang saat ini tengah berjuang melawan ketakutannya, "bukankah masih ada 4JJI..??"
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment